Dulu kau adalah seorang “penyabar”, waktu bagimu tak menjadi halangan, masalah yang menerpa bukanlah suatu beban, halangan dan rintangan bagimu adalah suatu perjalanan hidup, amarah dan emosi berlebihan adalah sesuatu yang tak pantas kau jamah, hidup adalah suatu jalinan yang harus ditempuh penuh makna, kegagalan tak menjadikanmu hilang dalam tujuan dan arah hidup, menunggu sesuatu bukanlah suatu beban melainkan sebuah proses, proses yang panjang menuju kesempatan yang tidak akan datang dua kali. itu kau yang dulu, “tapi sekarang mengapa engkau berubah???”, emosi yang makin tak terkendali membuatmu menyesali hidup, proses yang dulu kau agung-agungkan kini tak lagi kau hiraukan, jalan pintas selalu jadi solusi dan tak pernah kau pahami, kegagalan bagimu adalah suatu aib yang kau sendiri merasa takkan sanggup memperbaikinya, kau merasa masalah selalu menghantuimu dan kau ragu karenanya……..
Dulu kau adalah seorang “pemenang”, kekalahan kau jadikan pijakan untuk merangkak dan beranjak lebih jauh, kegagalan menurutmu adalah sesuatu yang biasa dalam hidup, sikap optimis dan jauh dari sesuatu yang membuatmu semakin terjatuh kau tinggalkan, hidup adalah sesuatu yang harus kita menangkan katamu, introspeksi diri adalah modal bagimu dalam menjalani hidup, “tapi sekarang mengapa engkau berubah???”, kekalahan bagimu adalah pukulan telak yang sangat menyakitkan, pesimis kini selalu kau jalani, kegagalan yang bertubi-tubi membuatmu menyerah pada keadaan, kini engkau adalah pecundang sejati yang mengemis pada nasib………
Dulu Kau adalah seorang “pemberani”, berani dalam bersikap dan bertindak, apatis adalah sesuatu yang membuat segalanya diam dan tanpa nyawa bagimu, sementara moral dan sopan santun kau jadikan senjata untuk meluluhkan hati setiap orang, badai dan hujan batu tak menjatuhkan langkahmu dalam bertindak, kukungan dan kekakuan di segala hal kau dobrak dengan penuh semangat, idealisme kau jadikan sesuatu yang harus ada, “tapi sekarang mengapa engkau berubah???”, kata-kata tanpa tindakan sekarang menjadi trademarkmu, kau selalu bersembunyi di balik topeng bernama ketakutan, kini kau adalah seorang pengecut yang membiarkan ketidakadilan terjadi menimpa saudara-saudaramu, kau lari dari kenyataan dan cuma bisa menyesal……..
Dulu kau adalah seorang “pemimpin”, pemimpin bagi dirimu dan bagi orang lain di sekitarmu, seorang yang memperhatikan keadaan orang lain, tak ada sikap egois dalam semua kebijakanmu, kau dihormati dan dijunjung oleh sahabat dan rakyatmu, kau menjadi pemimpin yang tak hanya memikirkan kepentinganmu sendiri tapi juga kepentingan orang banyak, pendelegasian wewenang merupakan caramu sendiri yang kau anggap terbaik, “tapi sekarang mengapa engkau berubah???”, kau manipulasi data demi keuntunganmu sendiri, kekayaan menjadikanmu buta akan keadaan riil, hati nuranimu sudah tertutup debu tebal bernama kekuasaan, rasa egois menggerogotimu bagai penyakit yang tak ada obatnya, kau buat janji palsu agar rakyatmu semakin bermimpi, dan kau yakin bahwa dirimu adalah segalanya di muka bumi ini, kau sekarang bukan lagi pemimpin yang baik di mata sahabat dan rakyatmu, dan kini kau cuma berharap semua adalah masa lalu…….
Ingatlah, Siapa Kau dulu sebenarnya…?? Kau dulu adalah salah seorang di atas, seseorang yang berjuang atas nama hati nurani dan kejujuran, sesorang yang menjadi panutan bagi orang lain, seseorang yang memandang hidup itu adalah suatu perjalanan dan proses yang panjang dan melelahkan tapi kau sendiri mampu mengatasi semuanya, kau dulu adalah orang yang pantang menyerah dalam menjalani hidup, itu kau dulu……. tapi mengapa engkau sekarang berubah?? bukankah kita tidak akan pernah berubah, waktu juga akan tetap tidak berubah, renungkanlah siapa kau dulu sebenarnya…?? temukan dalam hatimu yang terdalam dan rekam dalam pikiranmu, “kalau dulu aku adalah salah seorang di atas, mengapa aku tidak bisa menjadi seperti yang dulu…………”
Recent Comments