16
Dec
07

Bumi ( bukan ) untuk manusia

Halo sobat, bagaimana kabar duniamu hari ini?. Indahkah, menarikkah, atau malah suram. Itu terserah kamu memandangnya dari sudut mana. Tapi yang jelas kita hidup di suatu tempat yang indah, damai dan bersahabat di tempat yang hijau bernama bumi. Bumi dengan pohonnya, tanahnya, oksigennya, lautnya, gunungnya dan kekayaan alam lain di dalamnya. Bumi tempat kita sebagai manusia tinggal, berdiam diri, bekerja, dan menggantungkan harapan sepenuhnya. Tapi sobat, pernahkah kita berpikir bahwa planet ketiga dari pusat tata surya kita, Bumi, bukan untuk manusia…??

Pertanyaan atau retorika apa ini. Sungguh aneh dan cukup mengejutkan. Menembus akal sehat dan menjungkirbalikkan pikiran. Bagaimana bisa, Bumi bukan untuk manusia.

Coba kita tengok dari proses pembentukkan awal bumi dan masa-masa di mana saat itu makhluk buas dan perkasa yang kita namakan Dinosaurus ada. Masa di mana sejarah belum ada. Di mana hukum yang berlaku di dalamnya adalah hukum alam. Yang lemah dimangsa oleh yang kuat. Semua bersaing untuk mendapat wilayah kekuasaan hanya untuk mencari makanan. Masa di mana manusia belum ada. Belum ada kebudayaan seperti sekarang ini. Hingga sang Pencipta Bumi ini, sekaligus Pencipta alam semesta, membinasakan makhluk-makhluk perkasa ini dan menggantinya dengan “sesuatu” yaitu kita ini, manusia.

Manusia diciptakan oleh Sang Pencipta di Bumi ini sebagai khalifah. Baik bagi dirinya, orang lain, dan juga bagi dunia yang mereka tinggali yaitu Bumi. Manusia diberi tugas untuk menjaga, merawat sekaligus melindungi bumi ini dari kerusakan. Tugas mulia yang hanya makhluk-makhluk tertentu saja yang bisa melakukannya. Kita manusia sebagai makhluk itu diberi keistimewaan dari makhluk – makhluk yang lain di Bumi ini. Sebagai contoh kita diberi logika dan rasa. Paduan yang sangat cocok untuk tugas yang maha berat ini. Otak untuk berpikir dan mampu mencipta segala sesuatu untuk memecahkan masalah. Dan rasa untuk memahami serta mengungkapkan keadaan di sekitar kita.

Tetapi sekarang lihatlah keadaan saat ini. kerusakan Bumi terjadi di mana – mana. Ada satu yang membuat ini terjadi. Nafsu manusia untuk menguasai segalanya adalah penyebab utama. Moral tak lagi menjadi patokan untuk bertindak. Perbuatan tak lagi menjadi bijak. Keinginan utama tanpa memikirkan apakah itu suatu kebutuhan atau bukan. Kebiasaan baik telah berubah menjadi buruk. Sesuatu yang kita namakan ketakutan untuk menjadi miskin terulang dan terjadi di mana – mana. Alam yang menangis tak lagi mereka dengar. Keuntungan nomor satu, yang lain belakangan. Lari dari tanggungjawab dan berusaha bersembunyi dari hukuman.

Bumi kering – kerontang tapi di sisi lain lautan makin menenggelamkan. Bumi makin panas tapi di sisi lain dingin makin menusuk. Badai tiada ampun hampir memusnahkan ras yang katanya tertinggi ini. Muntahan dan pijaran lava gunung berapi telah dan sudah menjadi peringatan bahwa alam tak main – main. Murka-kah alam ini. Mungkin. Satu pohon mati, maka seribu orang akan menjadi tumbal bagi kebodohan mereka yang membuat pohon itu mati. Tanah makin terkikis dan melukai penghuni bumi ini. Masihkah kita ada di samping Bumi, saat Bumi ini membutuhkan kita semua. Terlalu jika kita masa bodoh akan semua ini.

Masihkah ditanyakan manusia ditakdirkan untuk menjaga Bumi ini?. Masih bisakah kita bilang Bumi untuk manusia?. Entahlah. Bisa jadi Bumi memang bukan untuk manusia. Bisa jadi Tuhan dengan Kuasanya akan menciptakan sesuatu yang lain yang lebih bisa menghargai semua ini. Bumi ini akan ditakdirkan untuk makhluk lain yang lebih bisa menjaga, merawat dan melindunginya. Manusia barukah…..???


0 Responses to “Bumi ( bukan ) untuk manusia”



  1. Leave a Comment

Leave a comment


December 2007
M T W T F S S
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
31  

check out my facebook

Image and video hosting by TinyPic Join Us! Purbalingga Blogger Community on Facebook

harga blog-ku


My site is worth $78.
How much is yours worth?